Jumat, 26 April 2013

Jilbab Warna Warni

Wish, keren juga yah judulnya? Hmn, kayaknya sudah ada yang langsung “gerah” nih? Eits, Tunggu dulu teman, jangan langsung tumbuh tanduk dulu, utamanya anda muslimah-muslimah.
Catatan ini tidak akan merendahkan kedudukan dari anda-anda, malah diharapkan dapat memberikan sedikit masukan bagi anda-anda sekalian supaya dapat memperbaiki diri.
Saudara(i)iku yang semoga dirahmati oleh Allah, merupakan sebuah kebahagiaan bagi kita yang memiliki ghirah yang besar terhadap Islam ini, melihat semakin menjamurnya muslimah-muslimah yang mengenakan pakaian yang menutup aurat yang kita sebut dengan jilbab atau hijab. Bukan jilbab yang kata “orang” (kaina yang membungkus kepala, dililit-lilit, ataupun kain yang hanya sampai di leher saja), tapi jilbab ala aktivis dakwah, paling minimal yang menutupi sampai ke dada dan melabuhkan pakaian yang tidak ketat keseluruh tubuh.
Saudara(i)ku yang berbahagia. Kesadaran akan pentingnya hijab dan pemahaman yang baik tentang wajibnya perintah untuk melabuhkan pakaian ke seluruh tubuh sebagaimana dalam al Quran Allah sebutkan, Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59) sangat jelas dan gamblang dan rasulullah pun telah menyebutkan batasan aurat bagi perempuan. Sehingga sekali lagi, kita tidak berbicara tentang “jilbab” bunuh diri ala model-model masa kini, tetapi jilbab yang betul-betul menutup aurat dan perhiasan perempuan.
Saudaraku, sangat disayangkan, pemahaman terhadap jilbab oleh sebagian aktivis dakwah muslimah (kita sebut akhwat) tidak mereka pelajari secara mendalam dan komplek. Sebab mesti kita pahami bahwa aurat itu tidak sekedar ditutp saja. Tidak hanya sekedar menyembunyikan lekuk tubuh, tetapi jauh dari itu, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan muslimah untuk tidak mengikuti budaya jahiliah diantaranya berhias dalam berpakaian. Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan pula dalam al Quran, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,...” (QS. An Nuur: 31)  tapi apakah lantas kita menyimpulkan bahwa kain jilbab hanya sampai ke dada sebagaimana dalam al Quran tanpa penjelasan hadits dan contoh dari para ummahatul mukminin? Tentu kita katakan bahwa pemahaman tentang hal tersebut haruslan sesuai dengan apa yang difahami oleh generasi awal ummat islam ini. “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bai dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS.Al Ahzab : 33) bukan sekedar ‘BAGAIMANA’ berpakaian itu, tetapi ‘KENAPA’.
Tapi bukan itu yang kita ingin bahas di sini, tapi tentang pemilihan warna jilbab yang digunakan oleh sebagian akhwat aktivis dakwah. Lanjutan ayat tersebut di atas, Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung..larangan untuk memukulkan kaki agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan melipu semua hal yang dapat menyebabkan laki-laki terfitnah oleh keadaan wanita tersebut.
Saudariku, ketahuilah bahwa warna pakaian yang engkau kenakan sangatlah berpengaruh terhadap pandangan lelaki kepadamu, bisa jadi negkau menganggap bahwa sudah menutp aurat, namun ternyata di sisi lain engkau memperlihatkan perhiasanmu yang lain. Buat apa negkau kenakan jilbab warna-warni itu? Hari ini merah, esok engkau gunakan warna kuning. Selepas itu engkau ambil jilbab motif kotak-kotak mu. Tak tanggung, tanggung, engkau pun berani untuk membeli jilbab sedada yang bermotif bunga-bunga itu. Apa kira-kira maksud engkau menggunkannya? Apakah agar tetap tampak elegan? Agar nampak indah? Bukankan sudah kita katakan bahwa jilbab itu untuk melindunginmu? Menjagamu dari ganguan mata-mata yang khianat?
Saudaraiku, kenapa tak kau kenakan jilbab hitam polosmu? Yang engkau julurkan sampai ke pinggangmu. Yang sempurna menutupi dadamu? Jika sesekali angin bertiup kencang, maka tak semudah itu ia akan tersibakkan. Wahai muslimah yang engkau sebut dirimu sebagai aktivis yang menutup aurat namun menggunakan jalbab warna- warnimu, dengarkanlah tuturan seorang pemuda yang mengagumi muslimah yang menutupa auratnya denga baik.
R: “Kenapa sih jilbab akhwat sekarang berwarna warni? Padahal mereka kan lebih bagus kalau menggunakan jilbab lebar warna hitam?”
E: “Ih, itu akhwat-akhwat ‘menggoda’ saja, kenapa mesti berwarna-warni jilbabnya?”
M: “Susah rasanya menjaga pandangan kalau begitu jilbabnya, karena ‘keren-keren’ motif jilbabnya.”
Saudaraiku, ini hanya sebagian kecil dari ungkapan mereka. Masih tersebar luas ucapan-ucapan yang serupa dengan itu. Saudaraiku, jagalah dirimu, agar tidak menjadi asbab fitnah bagi muslim yang telah mencoba menundukkan pandangan. Tak usahlah kau mencoba ‘mengindahkan’ diri di luar rumah. Toh engkau (in syaAllah akan) punya sesorang yang akan engkau persembahkan kecantikan itu padanya. Seseorang yang jika ia menatapa mu akan mendatangkan pahala bagi kalian berdua, seseorang yang pujiannya tidak mendatangkan fitnah dan nokta hitam pada hati.
Pada akhirnya, kami pun meminta, kembalilah kepada fitrahmu, kenakanlah pakaian gelapmu, tak usahlah engkau pedulikan orang-orang”. Dan jika engkau memang diberikan kemudahan, maka sempurnakanlah hijabmu. Kenakanlah kain penutup untuk wajahmu. Agar semakin sedikit jalan bagi syaithan untuk menjerumuskanmu dan lelaki beriman itu. Kenakanlah cadar. Sempurnakan ia. Jangan takut dengan cibiran sebagi NINJA.

(Muhammad Asdar / assaud.blogspot.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...