Sabtu, 11 Agustus 2018

MENGENAL KARAKTERISTIK GENERASI RABBANI




Karakteristik Generasi Rabbani

Karakteristik generasi –sebagaimana yang tersebut diatas- adalah :

Sabtu, 03 Maret 2018

MELANGKAH MENUJU ABAD KEBANGKITAN ISLAM (Refleksi 100 Tahun Khilafah Runtuh 1924 – 2024)



MELANGKAH MENUJU ABAD KEBANGKITAN ISLAM
(Refleksi 100 Tahun Khilafah Runtuh 1924 – 2024)
Oleh Muh. Abid Fauzan
Sesungguhnya Allah akan membangkitkan bagi umat ini setiap seratus tahun (seabad), orang yang memperbarui agamanya” (HR. Abu Daud).
Tahun 1924 M merupakan tahun runtuhnya kekhilafahan Islam Turki Utsmani. Namun runtuhnya kekhilafahan bukan semata-mata dampak dari penghianatan Musthafa Kemal Pasha (Abaturk), melainkan karena keadaan umat Islam secara global sudah amat memprihatinkan. Keterpurukan dan kelamahan dalam berbagai bidang kehidupan telah mencapai klimaksnya. Krisis aqidah, akhlak, ekonomi, hilangnya semangat jihad maupun kemuliaan Islam, perpecahan umat serta ditambah lagi penjajahan dan pendudukan kaum kafir terhadap negeri-negeri muslim semakin membuat umat Islam tidak berdaya. Pendek kata, semua factor yang mengindikasikan runtuhnya kekhilafahan Islam Turki Ustmani sudah terlihat jelas. Bahkan mungkin tanpa penghianatan Musthafa Kemal pun, tampaknya keruntuhan akan tetap terjadi, wallahu a’lam.

Namun, semangat untuk bangkit dari keterpurukan kaum muslimin tidak pernah padam. Tak perlu menunggu lama, umat Islam terus berbenah. Muncullah gerakan-gerakan untuk menghimpun umat Islam dalam satu panji aqidah. Ada yang fokus terus berbenah dari dalam tubuh kaum muslimin adapula yang fokus untuk menghidupkan wilayah atau memindahkannya ke negeri lain. Tahun 1928, empat tahun setelah runtuhnya khilafah, di Mesir lahirlah Ikhwanul Muslimin. Namun, Ikhwanul Muslimin mendapat banyak penindasan dan kecaman dari musuh-musuh Islam. Dan masih banyak lagi “bendera” yang menginginkan kembalinya khalifah ketika jatuhnya di Turki.

Sekalipun sampai tahun 70 – 80-an masih belum membuahkan hasil, perjuangan kebangkitan Islam terus digelorakan oleh para kaum muslimin, khususnya para ulama. Justru decade (70 – 80-an itu, isu kebangkitan Islam menjadi ‘trending topic’ di berbagai forum diskusi, seminar, khalaqah di kampus-kampus, pengajian di masjid sampai obrolan di cafĂ© dan tempat kerja. Seperti telah dilukiskan Akbar S. Ahmad dalam Postmodernism dan Islam (1992), dunia Islam telah memanen sejumlah peristiwa optimis kebangkitan Islam.

Momentum-momentum itu misalnya: kemenangan Mesir atas Israel dalam Perang Ramadhan (1973), tampilnya Jenderal Zia’ul Haq di pentas kekuatan Pakistan pada tahun 1977, gagasan islamisasi pengetahuan Ismail R. Al-Faruqi dan M. Naquib al-Attas yang makin mendunia, festival Islam di London yang dibuka Ratu Elizabeth yang dihadiri tokoh-tokoh dunia, dan masih banyak lagi.

Di penghujung abad 20, terjadi pergolakan antara dunia Islam dan barat, khususnya Amerika. Negeri adidaya Amerika membantu Iran untuk menyerang Irak, perang itu disebut Perang Teluk. Inilah kemunduran yang terjadi meski harapan untuk kebangkitan Islam masih terus disyiarkan kaum muslimin. Beragamnya kelompok-kelompok Islam dalam berjuang untuk kebangkitan Islam dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk memecah belah. Merekapun memunculkan panji-panji nasionalkan di tubuh kaum muslimin dengan mencuci ‘otak’ pemikiran sebagian kaum muslimin sehigga terbentuklah kelompok-kelompok atau partai-partai politik yang sepakat untuk tidak sepakat.

Di awal abad 21, ujian Allah kepada pengusung kebangkitan Islam terus mencapai klimaksnya. Sejarah mencatat, 11 September 2001 terjadi penyerangan gedung WTC di Amerika Serikat (AS). Akibatnya, Presiden AS ketika itu memaklumatkan tuduhan kepada Islam dengan mengatas namakan ‘teroris’ dan kemudian melakukan serangan ke Afganistan. Inilah peristiwa yang merusak citra Islam di mata dunia. Perang dan konflik kini terus mewarnai negeri-negeri Islam, salah satunya kejadian “Arab Spring” yang menghiasi abad ini. Konflik masih terus terjadi sampai hari ini, seperti Suriah dan Palestina, sehingga abad 21 M atau 15 H ini.

Walau terjadi konflik, perjuangan kebangkitan Islam terus bergelora. Seperti perjuangan di negara Turki, negara yang menjadi tempat jatuhnya khilafa ini telah melakukan langkah-langkah besarnya. Perdana menteri Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan perubahan besar dari negara sekuler kearah yang lebih Islami, seperti penjabutan larangan jilbab. Di negara-negara Barat (AS dan Eropa) sendiri penduduknya kini Islam telah banyak di anut. Bahkan di tahun-tahun kedepan akan menjadi mayoritas.

Wacana kebangkitan di dunia Islam baik di bidang ekonomi, politik, social-budaya, dan pertahanan justru menampakkan kemunduran luar biasa. Inilah ujian keikhlasan kita yang berjuang dalam kebangkitan Islam. Allah tetap akan memilih kelompok-kelompok Islam untuk terus berjuang di jalan-Nya. Kelompok-kelompok Islam ini haruslah bersatu, rapi, dan saling memberikan manfaat. Asas hubungan sesamanya adalah kerja sama, koordinasi dan saling menyempurnakan, bukan saling bertentangan, bermusuhan, dan pertikaian. Jika hal itu terlaksana niscaya kebangkitan Islam akan segera terwujud. Wallahu a’lam.

Jumat, 02 Februari 2018

LDK, ISLAM DAN INDONESIA



Syamsuar Hamka (Penulis buku Api Tarbiyah)


Jatuhnya rezim Soekarno ternyata adalah awal ‘Dinasti’ terlama yang dirajai oleh Soeharto dalam sejarah panjang perpolitikan di negeri ini. Salah satu wajah pemerintahan Orba adalah pers yang ‘dikekang’. Suara perjuangan hak-hak rakyat hanya bisa dilakukan pressure group.

Rezim Soeharto merambah segala lini kehidupan. Hampir seluruh panggung birokrasi dikuasainya lewat dwifungsi ABRI-nya.  Orde Baru tidak memberi harapan pada gerakan Islam Indonesia. Tekanan dan tindakan represif terhadap umat Islam jusrtu semakin kuat. Umat Islam mengalami marginalisasi.

Dalam kondisi seperti itu, ada kelompok yang masih memegang teguh idealisme dan perjuangan menegakkan keadilan. Kelompok itu adalah mahasiswa.

Kamis, 25 Januari 2018

CATATAN KETUA KBPS 100 TAHUN MUHAMMADIYAH




Ketika itu ana kuliah di Mahad Al Biir Universitas Muhammadiyah Makassar, tahun lalu (2015) mengadakan Muktamar di Makassar sekaligus merayakan se-abad (100 tahun) umurnya. ketika berlangsung acara Muktamar, kuliah pun secara otomatis diliburkan. Ana pun ikut melihat keramaian dan semarak Muktamar Muhammadiyah merupakan ormas terbesar di negeri ini. Ana bersama teman ikut melihat pameran dan diskusi buku yang diadakan panitia Muktamar.

Muhammadiyah yang lahir tahun 1912 di Jogja ini,

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...