Jumat, 26 April 2013

For Climbers Hearts

Duhai setiap jiwa yang sedang melakukan pendakian menuju puncak yang tertinggi. Sudahkah engkau melewati tempat persinggahan taubat? Sebab taubat adalah tempat persinggahan untuk mengambil kekuatan yang meliputi segala sesuatu. Ia merupakan awal persinggahan, pertengahan dan akhirnya. Jangan biarkan pendakianmu menuju puncak hanya menghasilkan rasa lelah dan engkau tidak merasakan kelezatan dalam pendakian itu. Duhai jiwa, segeralah bertaubat sebelum ajal menjemput. Karena engkau tidak akan pernah tahu apakah Allah azza wa jalla masih memberikan kesempatan untuk hidup 1 jam bahkan 1 menit ke depan.

"dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs. An-Nuur(24): 31)

Duhai jiwa, perhatikanlah ayat yang turun di Madinah ini. Kata Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Kitab Madarijus Salikin bahwa Allah mengarahkan firman-Nya kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang pilihan-Nya, agar mereka bertaubat, setelah mereka beriman, bersabar, berjihad dan berhijrah. Bahkan Allah mengaitkan keberuntungan dengan satu sebab, dan juga menggunakan kata "supaya", yang mengindikasikan pengharapan. Dengan kata lain, jika kalian bertaubat, maka diharapkan kalian akan beruntung. Sementara tidak ada yang mengharap keberuntungan kecuali orang-orang yang bertaubat. Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk golongan mereka. Di samping itu, Allah juga befirman tentang kebalikan dari golongan ini, “dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Hujurat( 49): 11)

Cap zhalim diberikan kepada orang yang tidak bertaubat dan tidak ada orang yang lebih zhalim dari dirinya, karena dia tidak tahu Allah dan hak-Nya, tidak tahu aib dirinya dan kekurangan amalnya. Dalam Shahih Bukhari, Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali."

Duhai jiwa, berapa banyak aibmu yang telah ditutupi Allah di hadapan manusia? Oh, jika sekiranya aib itu memiliki bau. Jangankan menganggap engkau orang yang baik, mungkin mendekat pun orang lain akan jijik. Dari Ibnu Umar, pernah dia duduk bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian beliau bersabda: "ALLAAHUMMAGHFIRLIY WATUB ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWAABUL GHAFUR, (Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, Engkau adalah Maha Penerima Taubat)." Sehingga seseorang menghitung seratus kali dengan tangannya (HR. Ahmad).

Duhai Jiwa, tahu dirilah bahwa engkau ini tidak ada jaminan dosamu yang banyak itu diampuni. Namun, berapa kali engkau bertaubat dalam sehari semalam? Bagaimana konsistensi dzikir pagi petangmu? Dalam Kitab Al-Jami’, Abu Musa al-Asy'ary berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca doa yang artinya: "Ya Allah, ampunilah dosaku, kebodohanku, keborosanku dalam urusanku, dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Allah ampunilah diriku karena kesungguhanku, senda gurauku, kesalahanku, dan kesengajaanku, semuanya itu ada padaku. Ya Allah, ampunilah diriku dari dosa yang telah dan aku lakukan, apa yang aku sembunyikan, apa yang aku tampakkan, dan apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Engkau yang memajukan, Engkau yang mengundurkan, dan Engkau berkuasa atas segala sesuatu." (Muttafaq Alaihi)

Duhai jiwa, jikalau manusia yang paling mulia saja do’anya seperti ini, bagaimana dengan dirimu? Oh betapa angkuhnya engkau selama ini. Sempatkah engkau bangun di sepertiga malam terakhir, merengek untuk diampuni dosa-dosamu? Jangan-jangan engkau hanya menghabiskan malam-malammu untuk terlelap, seolah-olah engkau tidak butuh dengan waktu-waktu yang mustajab. Duhai jiwa, berlatihlah untuk engkau sempatkan bangun di sepertiga malam terakhir meski belum bisa menghidupkan semua malam. Tapi, belajarlah karena di sana engkau akan merasakan kelezatan yang akan selalu engkau rindukan. Sungguh! Muhammad al-Waraq mengatakan dalam syairnya: Berikanlah taubat yang diharapkan untuk jiwamu, sebelum kematian dan sebelum lisan-lisan dibelenggu. Bersegeralah menutup jiwa dengan taubat. Karena sesungguhnya, taubat adalah simpanan dan harta berharga bagi orang yang ingin kembali lagi berbuat kebaikan. Duhai jiwa, teruslah bertaubat kemudian kembalilah!

"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu Kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (Qs. Az-Zumar(39): 54)

Jika kaki seorang hamba sudah mantap berada di tempat persinggahan taubat, maka setelah itu dia beralih ke tempat persinggahan "Inabah" (kembali kepada Allah) begitu kata Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Rawatlah taubatmu dengan baik, jangan engkau kotori lagi jiwamu.

Duhai jiwa yang telah bertaubat, sungguh hanya orang-orang yang kembali mau mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah dan menjadikannya sebagai peringatan. Maka dengarkanlah firman Allah dalam Qs. Qaaf(50): 6-8 "Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).” Duhai jiwa yang telah bertaubat, pahala dan syurga Allah itu hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba yang takut dan kembali kepada-Nya. Tadabburilah firman Allah dalam Qs. Qaaf(50): 31-34 ;

"Dan didekatkanlah syurga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, Masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan.” Untukmu duhai setiap jiwa yang sedang melakukan pendakian. Biasanya engkau sebut menuju puncak kesuksesan. Atau apapun itu namanya dalam versimu. Segeralah kembali pada Allah, jika engkau telah terlampau jauh melangkah dan melupakan sesutau yang sangat berharga untuk engkau bawa pada puncak pendakianmu. Jangan sampai, engkau terlanjur tiba di puncak versimu namun baru tersadar bahwa bukan puncak ini yang engkau cari. Sayang, jika waktu yang sempit ini engkau habiskan untuk mengejar sesuatu yang nantinya membuatmu menyesal. Ya, kembalilah pada Allah. Ataukah engkau baru ingin kembali setelah Allah memberikan peringatan seperti kebanyakan manusia? Sekali lagi kembalilah pada Allah, kemudian tunggulah kabar gembira dari-Nya.

"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku,” (Qs. Az-Zumar(39): 17)

Terakhir, untukmu duhai jiwaku yang sedang melakukan pendakian. Kembalilah untuk memperkuat keyakinan bahwa Allahlah yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku. Allahlah yang Maha memberi rezeki, maka Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dialah Allah yang mendatangkan bahaya dan manfaat. Dialah Allah yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku kembali. Dialah Allah yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.

Jadi, aku ini tidaklah memiliki kekuatan untuk mendaki kecuali dari Allah. Maka sungguh sangat tidak pantas jika aku mencari sesembahan selain Allah. Ya, hanya kepada Allah aku beribadah. Sesungguhnya shalatku, puasaku, hajiku, do’a-do’aku, nadzarku, sembelihanku, pengharapanku, rasa cemasku, takutku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Oh sungguh malu aku di hadapan Allah, jika hanya sisa-sisa waktu yang kugunakan untuk beribadah kepada-Nya.

Duhai Rabbku, aku bertaubat kepada-Mu, aku kembali kepada-Mu. Kasihani dan sayangilah hambamu yang hina. Hambamu yang tidak tahu diri ini. Anugrahkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat, rezeki yang bermanfaat dan terimalah amalanku.

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Qs. Al-Fajr(89): 27-30).

Karena puncak yang tertinggi itu adalah menatap wajah Allah di Syurga.
For Every Climbers Heart, Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.


Sumber Inspirasi: Kitab Madarijus Salikin, Karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

(Subhan Husain / http://tauhidmission.blogspot.com)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...