Jumat, 25 Juli 2014

TADZKIROH...




هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan?

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ خَاشِعَةٌ

Banyak muka pada hari itu tunduk terhina,

عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ

bekerja keras lagi kepayahan,

تَصْلَىٰ نَارًا حَامِيَةً

memasuki api yang sangat panas (neraka),

(QS. Al Ghosyiah 1-4)


Rangkaian ayat di awal surah Al Ghosyiyah ini bercerita ttg neraka yang panas dan para penghuninya.

Ternyata salah satu penyebab orang dimasukkan ke neraka adalah amalan yg banyak dan beragam yg dikerjakan dg penuh kepayahan (ayat ke-3).
Tapi amalan2 tsb tidak sempurna, penuh cacat. Bisa jadi karena motif dan niatnya yang salah, maupun tata caranya yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam.
Astaghfirullahal‘adzhim…

Ibrah..

Alkisah, ‘Umar bin Khathab menangis saat mendengar ayat ini.

Suatu hari Atha' As-Salami, seorang Tabi`in bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya. Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain berkata,
“Wahai Atha,.' sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya.”




Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha' termenung lalu menangis.
Melihat Atha' menangis, sang penjual kain berkata, “Atha' sahabatku.. aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya. Kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas.”

Atha' menjawab,
“Wahai sahabatku,. engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya?
Ketahuilah sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu.   
Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai ahlinya ternyata ada cacatnya. “

Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya, tetapi mungkin di mata Allah sebagai ahli-Nya ada cacatnya, itulah yang menyebabkan aku menangis...”

Semoga kita menyadari sedini mungkin tentang amal yang kita lakukan apakah sudah sesuai ataukah tidak. Hanya dengan ilmulah kita akan mengetahui dimana letak kekurangan amal kita.
Maka bukan hanya dengan beramal sebanyak-banyaknya tapi juga beramal dengan sebenar-benarnya.
Wallahu a'lam ...

Allohumma innaa nas-aluka 'ilman naafi'an warizqon thoyyiban wa 'amalan mutaqobbalan..

Sumber : Akh Marzuki

0 komentar:

Posting Komentar

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...