Senin, 29 April 2013

KBPS Bentuk Pengurus Harian


KBPS singkatan dari Komunitas Blogger Pena Sunnah telah menunjuk pengurus harian. Pada pertemuan ‘KOPDAR’ pertama kali diadakan di ruangan meeting kantor Ginan Five jalan Batua Raya. KBPS yang telah berumur dua tahun lamanya untuk pertama kalinya mengadakan ‘kopdar’ yang sebelumnya hanya megadakan pelatihan-pelatihan.

KOPDAR yang di adakan pada hari ahad 28 April ini, awalnya para aktivis blogger yang hadir sebahagian agak kaget di karenakan akan di bentuknya pengurus. Namun setelah di jelaskan oleh para pendiri KBPS maka para peserta jadi paham bahwa KBPS ini sangat perlu dibentuk pengurus harian. Para inisiator berdirinya KBPS ini awalnya hanya mengadakan pelatihan-pelatihan blog sekaligus perekrutan anggota,  setelah berselang beberapa tahun barulah di bentuk pengurus secara resmi. Para inisiator berdirinya KBPS menjelaskan peran berdakwah di dunia maya sangat penting. Maka perlu di organisir dengan bentuk pengurus dan dikarenakan bertambahnya para anggota KBPS.

Melalui musyawarah yang alot akhirnya terpilih Muhammad Abid Fauzan sebagai ketua secara aklamasi, sekretaris merangkap bendahara di amanahkan kepada Marzuki.

Salah satu hasil musyawarah, akan di lakukan kegiatan silaturami antar anggota KBPS dan pegiat dakwah di dunia maya. ‘Jadi pertemuan KOPDAR pertama ini akan diadakan lagi KOPDAR di waktu yang lain’ kata Muh. Abid Fauzan yang baru di tunjuk ketua KBPS.[]

Sabtu, 27 April 2013

Jangan Mengurangi Timbangan

Sebenarnya persoalan memanipulasi timbangan atau lebih tepatnya lagi mengurangi timbangan bukan barang baru lagi bagi para pedagang nakal. hampir di seluruh dunia pasti akan ditemukan akhlak buruk sebagian pedagang yang sengaja mengurangi timbangan. Bahkan jangan heran jika beberapa oknum pedagang dengan sengaja memodifikasi timbangan untuk mencari keuntungan.
Timbangan yang dimodif ini secara kasat mata akan sama dengan timbangan pada umumnya. Para konsumen akan tahu setelah mereka menimbang ulang barang belanjaannya di rumah atau menggunakan timbangan lainnya. Tidak tanggung-tanggung, selisih yang akan diterima para konsumen bisa mencapai 100 gram (1 ons).
Memodifikasi timbangan merupakan bentuk kecurangan yang dilakukan sebagian pedagang. Hal ini dilakukan dengan maksud meraup keuntungan yang lebih besar. Sehingga tidak heran jika peminat modifikasi timbangan ini cukup banyak. Cara-cara berdagang ini tentu tidak bisa diterima secara hukum, baik hukum masyarakat, negara, terutama lagi agama. Sebab tindakan seperti ini bisa dikategorikan korupsi atau pencurian yang direncanakan. 
Sebetulnya, kasus kecurangan ukuran dan timbangan, bukan hal baru. Tapi sudah berlangsung seumur sejarah manusia. Di dalam Alquran, terdapat kisah Nabi Syu’aib, yang diutus kepada bangsa Madyan dan bangsa Aikah. Kedua bangsa itu, terkenal suka mempermainkan ukuran atau timbangan. Jika membeli, ukuran dan timbangan, mereka perkecil. Sehingga barang seberat 10 kg dari penjual, setelah ditimbang pada timbangan mereka, hanya ada 9 kg. Tapi kalau menjual, ukuran diperbesar. Maka barang sebanyak 5 liter, akan menjadi 6 liter. Begitu seterusnya.
Nabi Syu’aib berseru kepada bangsa Madyan. “Fa auful kaila wal mizana”. Sempurnakanlah ukuran dan timbangan. (Q.s.al A’raaf : 85).
Kepada bangsa Madyan, Nabi Syu’aib berseru pula. “Auful kaila wa la takun minal muhsirin”. Tepatkanlah ukuran dan janganlah kalian termasuk golongan orang yang merugi. (Q.s.asy Syu’araa : 181).
Baik bangsa Madyan, maupun bangsa Aikah, menolak peringatan Nabi Syu’aib tersebut. Maka kepada mereka, Allah SWT menurunkan azab, berupa gempa bumi, suara petir menggelegar, dan awan panas yang menghanguskan segala mahluk dan benda di muka bumi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

Menegakkan Keadilan
Islam mendorong ummatnya untuk berdagang, dan bahkan merupakan fardhu kifayah, bukan berarti dapat dilakukan sesuka dan sekehendak manusia, seperti lepas kendali. Adab dan etika bisnis dalam Islam harus dihormati dan dipatuhi jika para pedagang dan pebisnis ingin termasuk dalam golongan para nabi, syuhada dan shiddiqien. Keberhasilan masuk dalam kategori itu merupakan keberhasilan yang terbesar bagi seorang muslim.
Bagi ummat Islam, dalam kiprahnya mencari kekayaan dan menjalankan usahanya hendaklah menjadikan Islam sebagai dasarnya dan keridhoan Allah sebagai tujuan akhir dan utama. Mencari keuntungan dalam melakukan perdagangan merupakan salah satu tujuan, tetapi jangan sampai mengalahkan tujuan utama.
Dalam pandangan Islam bisnis merupakan sarana untuk beribadah kepada Allah, oleh karena itu bisnis dan perdagangan tidak boleh lepas dari peran Syari’ah Islamiyah.
Adab dan etika bisnis hendaklah dijaga dan kewajiban terhadap Allah tidak boleh diabaikan. Kegiatan bisnis dan perdagangan harus dijalankan oleh pihak-pihak yang terlibat atas dasar suka sama suka. Tidak boleh dilakukan atas dasar paksaan, tipu daya, kezaliman, menguntungkan satu pihak diatas kerugian pihak lain. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisaa (4):29 :
“Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berjalan atas dasar suka sama suka diantara kamu”
Sebetulnya, curang dalam menggunakan ukuran dan timbangan, merupakan satu perbuatan dari lima perbuatan yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam akan mendatangkan bencana. Sebuah hadis riwayat Ibnu Majah, dari Abdullah bin Umar, mengungkapkan.
“Suatu ketika, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam., berkata kepada para sahabat Muhajirin. Bahwa akan datang lima perkara yang akan mengundang bencana. Yaitu, perbuatan keji (maksiat) menyebar di masyarakat, dan dikerjakan terang-terangan, akan tersebar wabah penyakit dan kelaparan yang tak pernah terdapat di masa lalu. Perbuatan mengurangi takaran dan timbangan, akan menyebabkan bencana kekurangan pangan, kesulitan mencari nafkah, dan ditindas oleh penguasa zalim. Orang-orang sudah tak mau mengeluarkan zakat, akan ditimpa kemarau panjang. Jika pun ada hujan turun dari langit, semata-mata hanya untuk memenuhi kebutuhan binatang yang bertebaran di muka bumi. Orang-orang sudah melanggar janji, akan dikuasi oleh musuh-musuh yang menjajah dan menindasnya. Para elit pemimpin tak mau tunduk kepada hukum Allah SWT, akan terjadi konflik berkepanjangan di antara mereka.”
Dari hadis di atas, jelaslah, jika praktik mengurangi timbangan dan ukuran sudah membudaya, kehidupan masyarakat akan dihadapkan pada kesulitan dan kesusahan.
Bisnis Menjadi Ibadah
Islam mengharamkan penipuan dalam semua aktivitas manusia, termasuk dalam kegiatan bisnis dan jual beli. Memberikan penjelasan dan informasi yang tidak benar, mencampur barang yang baik dengan yang buruk, menunjukkan contoh barang yang baik dan menyembunyikan yang tidak baik, dan juga mengurangi takaran atau timbangan termasuk dalam kategori penipuan.
Setiap muslim dituntut untuk menegakkan keadilan meskipun terhadap diri sendiri. Mereka juga dituntut untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak tanpa pandang bulu. Dalam berbisnis keadilan dan amanah tetap harus ditegakkan. Mengurangi timbangan, takaran dan ukuran merupakan perbuatan dosa besar. Melalui lisan nabi Syu’aib Allah memerintahkan kepada kita agar beribadah kepada Allah dan mentauhidkanNya, menyempurnakan takaran dan timbangan dan jangan mengurangi hak orang lain dan jangan melakukan kerusakan di muka bumi.
Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata : Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbanganya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman. (Al-Araf : 85)
Keberhasilan bisnis bukan hanya bagaimana kita dapat memaksimalkan keuntungan dengan modal yang minimal dalam jangka waktu singkat. Tetapi juga bagaimana bisnis ini menjadi ibadah yang diridhoi Allah dan dapat memberikan kemashlahatan kepada masyarakat banyak. Pedagang yang tidak bermoral dan tipis imannya senantiasa mengambil kesempatan dari kelemahan dan kekurangan orang lain dengan menggunakan berbagai cara, agar dapat meraih keuntungan yang besar.
Ketenteraman hidup sesungguhnya hanya dapat diraih melalui penyikapan yang tepat terhadap harta dan dunia, sekecil dan sebesar apa pun harta yang dimilikinya. Sikap demikian dikenal dengan sebutan qanaah, yang berarti merasakan kecukupan dan kepuasan atas harta dan dunia miliknya.
Rasulullah SHALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM bersabda: “Pedagang yang amanah dan benar akan ada bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti”. (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim)
 
(Marzuki / http://www.generasiharapan12.blogspot.com)

Karena Wanita Begitu Berharga

"Karena wanita begitu berharga...", kalimat tersebut mungkin pernah kita dengar dari sebuah iklan produk kecantikan. Namun sesuatu yang sangat bertolak belakang bagi saya. Cara menghargai wanita dalam iklan tersebut adalah dengan mengeksplorasi kecantikan wanita yang menjadi modelnya. Sebuah kontradiksi yang lazim kita dapatkan dalam  kehidupan liberal dan sekuler. Trus bagaimana Islam dalam menghargai wanita? Coba simak kisah di bawah ini:

Kisah ini diceritakan oleh Ustadz Kholid ZA. Basalamah, Lc. M.Ag dari pengalaman seorang temannya, yaitu Dr. Shaleh. Dr. Shaleh adalah dosen di LIPIA Jakarta dan pengalaman ini terjadi ketika melanjutkan studi untuk meraih gelar Doktornya di Amerika Serikat.

Suatu hari Dr. Shaleh menaiki kereta api bawah tanah bersama dengan istrinya dan secara kebetulan di dalam kereta mereka duduk berhadapan dengan seorang Yahudi. Tak lama mereka duduk si Yahudi berkata dengan sombong kepada mereka. "Apakah kamu Muslim?". Dr. Shaleh menjawab, "Ya, saya Muslim".
"Apa Islam itu? Satu hari shalat lima waktu, puasa satu bulan dalam setahun, mengeluarkan zakat harta, pergi haji!" Kata si Yahudi dengan nada mengejek. Namun Dr. Shaleh tidak menanggapi. Merasa tak mendapat tanggapan perhatian Yahudi beralih ke Isteri Dr. Shaleh yang memakai cadar, si Yahudi bertanya lagi, "Siapa di sebelahmu itu,"
"Ini istri saya? Jawab Dr. Shaleh.
"Apa sih Islam itu? Menzhalimi wanita begitu, disuruh pakai kudung, tutup aurat, apalagi istrimu itu pakai cadar tidak bisa bernafas!"
Orang Yahudi ini sudah kelewatan, pikir Dokter Shaleh, "Apakah kau sudah selesai?
"Ya,"
"Kayaknya kau ini orang Yahudi?"
"Ya, saya orang Yahudi?"
”Setahu saya dalam agama kami diajarkan bahwa orang Yahudi itu suka harta, betul atau tidak?"
"Ya, betul"
"Kalau anda punya sebuah permata yang mahal, dimanakah anda akan letakkan? Di jalanankah?"
"Tidak, saya akan letakkan ditempat yang aman."
"Di mana anda letakkan?"
"Di rumah saya."
"Di mana anda letakkan di dalam rumah? di ruang tamukah?" Dr. Shaleh memberondong si Yahudi.
"Tidak di ruang tamu"
"Kenapa bukan di ruang tamu?".
"Nanti ada orang yang datang yang curi, anda kan bilang itu permata yang mahal."
"Baik, kalau begitu dimana anda letakkan?"
"Di kamar saya."
"Di kamar di mana? Di atas lemarikah? Di bufetkah? Atau di atas ranjang?"
"Tidak, saya akan taruh di sebuah lemari besi yang saya saja yang tahu nomornya isteri saya tidak tahu."
"Kenapa kau takut Isterimu tahu nomornya?"
"Bisa saja Istri saya mengkhianati saya"
"Subhanallah, jawabanmu itu membuat saya semakin yakin dengan kebenaran agama saya, karena agama saya mengajarkan bahwa Yahudi suka harta. Ini baru ilustrasi belum yang sebenarnya, baru saya katakan kalau kau punya permata kau apakan, ternyata kau sudah jaga sampai sejauh itu. Bagaimana kalau permata asli?" Dr. Shaleh melanjutkan "Sebagaimana kau menjaga permata itu, begitulah Islam menjaga wanita, wanita itu terlalu mahal dalam Islam sehingga tidak semua orang bisa melihat, tidak semua orang bisa menjamah dan tidak semua orang bisa memegang dan membuat apa saja yang mereka inginkan?"

Si Yahudi pun bungkam. Alhamdulillah,atas hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan sebab pertemuan mereka itu orang Yahudi tersebut kemudian memeluk agama Islam.

Ya Ukhti, anda adalah lebih dari sekedar permata, sangat mahal, terlalu mahal! Tidak sembarang orang bisa melihat apalagi menyentuh Anda. Karena itu Islam memuliakan anda dan anda harus merasa mulia dengan syariat Islam.

Wallahu a`lam Bishowab.

(Abu Fauzan / alfathonah.blogspot.com)

Jumat, 26 April 2013

Tips Meluapkan Emosi

Sebuah kisah pernah telintas ditelinga saya, dimana kisah itu antara seorang ayah dan seorang anak laki-lakinya. Sang ayah melihat beberapa hari ini anaknya sering melontarkan amarahnya tanpa sebab, akhirnya sang ayah menghampiri anaknya tersebut dan duduk disampingnya.
“nak…kenapa beberapa hari ini, ayah lihat kamu kerjanya marah, marah, marah, dan marah?”. Sang anak hanya terdiam. Ayah kembali memulai perbincangan “nak..coba kamu membeli beberapa paku dan palu, jika setiap kamu marah, maka tancapkan satu paku ini ditembok belakang rumah, jika marah kamu sudah redah maka cabutlah satu persatu paku yang sudah kau tancapkan itu”.

Hari berlalu, sang ayah melihat perilaku anaknya yang sudah mulai redam “nak…bagaimana sudah agak tenang?”. “Alhamdulillah yah..” timpal sang anak. “bagaimana pakunya, sudah tercabut semua?” sambung sang ayah. “iya yah…”.
“nak sekarang perhatikan tembok itu, walaupun paku yang kamu tancap sudah kamu cabut kembali, tetapi bekasnya itu masih ada nak… begitulah nak jika marah dan meluapkan emosi kepada orang lain maka tentulah orang tersebut merasa sakit hati” ayah melanjutkan nasehatnya.
sang anak menimpal “tapi kan saya sudah minta maaf yah…” . ayah menghela nafas dan melanjutkan nasehatnya “nak…coba perhatikan tembok yang pakunya telah kamu cabut itu, berbekas bukan?, begitulah nak jika kita meluapkan emosi kita kepada orang lain walaupun kita sudah minta maaf dan diapun memaafkan kita, tapi bekas itu masih tetap ada dalam hatinya”
ayah memandang wajah anakknya dengan penuh kasih sayang “ untuk itu nak, jika amarah menyerang diri kita, maka bersabarlah dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaithon laknatullah”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “sesungguhnya marah itu dari syaithon dan syaithon terbuat dari api. Dan api itu hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, jika seorang diantara kamu marah maka berwudhulah” (HR. Abu Dawud)
Wallahu a’lam (ST)
 
(Sudirman Tahir / http://zona554.blogspot.com)

Kejeniusan Iyas Bin Muawiyah

Nama beliau adalah Iyas bin Muawiyah bin Qurrah Al Muzanni, lahir pada tahun 46 H di daerah Yamamah Najed. Kemudian beliau pindah ke Bashrah beserta seluruh keluarganya.
Telah nampak bakat dan kecerdasan beliau sejak masih kecil. Orang-orang sering membicarakan kehebatan dan beritanya kendati beliau masih kanak-kanak.
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Iyas bin Mu’awiyah al-Muzanni diangkat menjadi Qadhi (hakim) di Bashrah. Beliau terkenal sebagai hakim yang cerdas. Alkisah tersebarlah berita tentang kecerdasan Iyas, sehingga orang-orang berdatangan kepadanya dari berbagai penjuru untuk bertanya tentang ilmu dan agama. Sebagian ingin belajar, sebagian lagi ada yang ingin menguji dan ada pula yang hendak berdebat kusir.
Diantara mereka ada Duhqan (seperti jabatan lurah di kalangan Persia dahulu) yang datang ke majelisnya dan bertanya:
Duhqan: “Wahai Abu Wa’ilah, bagaimana pendapatmu tentang minuman yang memabukkan?”
Iyas: “Haram!”
Duhqan: “Dari sisi mana dikatakan haram, sedangkan ia tak lebih dari buah dan air yang diolah, sedangkan keduanya sama-sama halal.”
Iyas: ”Apakah engkau sudah selesai bicara, wahai Duhqan, ataukah masih ada yang hendak kau utarakan?”
Duhqan: ” Sudah, silahkan bicara!”
Iyas: ”Seandainya kuambil air dan kusiramkan ke mukamu, apakah engkau merasa sakit?”
Duhqan: ”Tidak!”
Iyas: ”Jika kuambil segenggam pasir lalu kulempar kepadamu, apakah terasa sakit?”
Duhqan: ”Tidak!”
Iyas: ”Jika aku mengambil segenggam semen dan kulemparkan kepadamu, apakah terasa sakit?”
Duhqan: ”Tidak!”
Iyas: ”Sekarang, jika kuambil pasir, lalu kucampur dengan segenggam semen, lalu aku tuangkan air diatasnya dan kuaduk, lalu kujemur hingga kering, lalu kupukulkan ke kepalamu, apakah engkau merasa sakit?”
Duhqan: ”Benar, bahkan bisa membunuhku!”
Iyas: ”Begitulah halnya dengan khamr. Disaat kau kumpulkan bagian-bagiannya lalu kau olah menjadi minuman yang memabukkan, maka dia menjadi haram.”
(Sumber: Mereka adalah Tabi’in, oleh: Dr. Abdurrahman Ra’fat Basya, hal. 70-)
===============================
Diriwayatkan ketika beliau masih kecil beliau belajar ilmu hisab (hitung-menghitung) di sebuah sekolah yang diajar oleh seorang Yahudi ahli dzimmah. Pada suatu hari berkumpullah kawan-kawannya dari kalangan Yahudi itu, mereka asyik membicarankan masalah agama mereka tanpa menyadari bahwa Iyas turut mendengarkannya.
Guru yahudi itu berkata kepada teman-teman iyas (yang beragama Yahudi): “tidakkah kalian heran kepadakaum muslimin itu? Mereka berkata bahwa mereka akan makan disurga, namun tidak akan buang air besar!?”
Iyas menoleh kepadanya lalu berkata,
Iyas: “Bolehkah aku ikut campur dalam perkara yang kalian perbincangkan itu wahai guru?”
Guru: “Silakan!”
Iyas: “Apakah semua yang keluar di dunia ini menjadi kotoran?”
Guru: “Tidak!”
Iyas: “Lantas kemana hilangnya makanan yang tidak keluar menjadi kotoran tersebut?”
Guru: “Tersalurkan sebagai makanan bagi tubuh dan anggota badan.”
Iyas: “Lantas dengan alasan apa kalian mengingkari? Jika makanan yang kita makan di dunia saja sebagian hilang diserap oleh tubuh, maka tidak mustahil di surga seluruh makanan diserap oleh tubuh dan menjadi makanan jasmani.”
Maka guru itu terdiam dan kalah argumentasi….
——————-
Di suatu tahun, orang-orang keluar untuk mencari hilal Ramadhan, dipimpin langsung oleh sahabat utama Anas bin Malik Al-Anshari. Ketika itu beliau telah berusia senja, hampir mencapai umur 100 tahun.
Orang-orang memperhatikan seluruh penjuru langit, namun tidak menjumpai hilal. Akan tetapi Anas terus mencari-cari lalu berkata: “Aku telah melihat hilal, itu dia!”sambila menunjuk dengan tangannya ke langit, padahal tidak ada seorangpun melihat hilal selain beliau.
Ketika itu, Iyas memperhatikan Anas, ternyata ada sehelai rambut panjang yang berada di alisnya hingga menjulur ke pelupuk matanya. Dengan santun Iyas meminta izin untuk merapikan rambutAnas yang menjulur itu, lalu bertanya: “Apakah Anda masih melihat hilal itu sekarang, wahai sahabat Rasulullah?”
Anas berkata: “Tidak, aku tidak melihatnya… aku tidak melihatnya….”
==========================
Bukti kecerdasan Iyas terlihat pula dalam kasus berikut:
Ada dua orang yang berselisih lalu mengadukan persoalannya kepada Iyas tentang dua kain beludru yang biasa diletakkan di atas kepala dan dijulurkan hingga ke bahu. Yang satu berwarna hijau, masih baru dan mahal harganya, sedangkan yang satunya lagi berwarna merah dan telah usang.
Si penuduh berkata: “Suatu ketika saya istirahat di sebuah sungai untuk mandi, lalu aku letakkan beludru milikku yang berwarna hijau bersama bajuku di pinggir telaga. Lalu datanglah orang ini dan meletakkan beludrunya yang berwarna merah di samping beludruku lalu terjun ke telaga. Dia selesai sebelum aku selesai… selanjutnya dia memakai bajunya namun mengambil beludru milikku lalu dipakaikan di kepalanya dan langsung beranjak pergi. Ketika aku selesai, ku ikuti dia dan aku meminta kembali beludruku, namun dia mengatakan bahwa beludru tersebut adalah miliknya.
Iyas berkata kepada lelaki yang dituduh: “Bagaimana komentar anda?” Dia menjawab: “Tidak demikian sebenarnya.” Kemudian Iyas berkata kepada penjaga: “Ambilkan aku sebuah sisir.” Lalu diambilkan sisir untuk beliau. Selanjutnya Iyas menyisir kedua rambut kepala orang tersebut, lalu keluarlah dari rambut salah seorang dari mereka bulu halus berwarna merah yang tercecer dari beludru merah, yang satunya lagi keluar bulu halus yang berwarna hijau… lalu beliau memutuskan beludru yang merah bagi yang tercecer di rambut kepalanya bulu halus yang berwarna merah dan beludru hijau bagi yang tercecer bulu halus yang berwarna hijau di rambut kepalanya.
Artikel dari Blog Abu Fahd
(Samsu Alam / http://alamatika.wordpress.com)

Bagaimana Rasulullah Melayani dan Membantu Istrinya?


1. Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

2. Setiap kali pulang ke rumah,bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan,sambil tersenyum baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Sayidatina ‘Aisyah menceritakan‘Ka lau Nabi berada di rumah,beliau selalu membantu urusan rumahtangga.

3. Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid,
dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai sembahyang.’

4. Pernah baginda pulang pada waktu pagi.Tentulah baginda teramat lapar waktu itu..Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang ada untuk sarapan.Yang mentah pun tidak ada kerana Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar.Maka Nabi bertanya, ‘Belum ada sarapan ya Humairah?’ (Humairah adalah panggilan
mesra untuk Sayidatina ‘Aisyah yang bererti ‘Wahai yang kemerah-merahan ’) Aisyah menjawab dengan agak serba salah,‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’Ras ulullah lantas berkata,‘Jika begitu aku puasa saja hari ini.’tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut wajah baginda.

5. Sebaliknya baginda sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya.Rasul ullah menegur,‘Mengap a engkau memukul isterimu?’ Lantas dijawab dengan agak gementar, ‘Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap begitu juga,jadi aku pukul lah dia.’‘Aku tidak menanyakan alasanmu,’ sahut Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam,.‘Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu kepada anak-anakmu?’

6. Pernah baginda bersabda,’sebai k-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.’ Prihatin,sabar dan rendah hati baginda dalam menjadi ketua keluarga langsung tidak sedikitpun menurunkan kedudukannya sebagai pemimpin umat..

7. Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala dan rasa kehambaan yang sudah melekat dalam diri Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam menolak sama sekali rasa kesombongan.

8. Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain,ketika di depan ramai maupun dalam kesendiriannya.

9. Pintu Syurga telah terbuka seluas-luasnya untuk baginda, baginda masih lagi berdiri di waktu-waktu sepi malam hari,terus-mene rus beribadah hinggakan pernah baginda terjatuh lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak .

10. Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi.Bila ditanya oleh Sayidatina ‘Aisyah,‘Ya Rasulullah,
bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?’ Jawab baginda dengan lunak,‘Ya ‘Aisyah,apakah aku tak boleh menjadi hamba-Nya yang bersyukur...


(Abu Fadhiilah / http://abufadhiilah.blogspot.com/)

Kisah Pemabuk yang Menjadi Imam

Ada dua pemuda penduduk asli Madinah al-Munawarah. Keduanya tamasya ke Turki untuk mengisi liburan mereka, dengan bersenang2 dan menenggak khamr. Ketika telah sampai Istambul, keduanya membeli khamr secara sembunyi2, lalu menaiki taxi menuju daerah Riifah dan tinggal di sebuah hotel. Pada saat chek in, resepsionis bertanya asal negera mereka. Salah satu dari keduanya menjawab, “dari Madinah.”
Terlihat binar bahagia resepsionis mendngar asal kedua pemuda itu. Disiapkan utk keduanya paviliyun dgn harga kamar biasa, demi memuliakan tamu yang berasal dari kota Nabi shallallahu alaihi wasallam.
Alangkah gembiranya keduanya menerima penghormatan itu. Mereka melalui malamnya dgn menenggak khamr. Satu dari keduanya mabuk, sedangkan satunya lagi setengah mabuk hingga mereka tidur.
Tiba2, ada seseorang mengetuk pintu depan. Salah seorang dari keduanya bangun membuka pintu dgn setengah sadar karena kantuk. Ternyata ada pelayan hotel yg kemudian berkata, “Permisi, Imam masjid kami menangguhkan shalat Shubuh begitu mendengar ada tamu dari Madinah yg menginap di sini, maka kami menunggu Anda berdua di masjid bawah.”
Seperti tersambar petir ia mendengarnya. Buru-buru ia membangunkan temannya dan bertanya, “Kamu punya hafalan al-Qur’an nggak?” Ia menjawab, “Ada, tapi tidak mungkin saya berdiri sebagai imam.” Keduanya berpikir keras untuk keluar dari ‘masalah’ tersebut. Belum lagi jalan keluar ditemukan, kembali pelayan hotel mengetuk pintu, “Mohon sedikit dipercepat, kami sudah menunggu Anda di masjid bawah, takut kesiangan.”
Buru2 keduanya mandi dan ‘terpaksa’ turun ke masjid. Ternyata masjid penuh seperti layaknya shalat Jumat. Para jama’ah menyalami keduanya seperti layaknya khalayak menyambut seorg ulama.
Salah satu dari keduanya maju menjadi imam. Iapun berusaha mantapkan hati dan bertakbir. Dan tatkala ia mulai membaca…”alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin..” tiba-tiba menangislah jamaah masjid merasa seakan shalat di masjid Nabawi, karena imamnya berasal dari Madinah. Imam pun terbawa suasana hingga turut menangis sebagaimana makmumnya. Tak ada surat lain yang dibaca selain surat al-Ikhlas di sholat itu.
Usai shalat, orang2 mndekati imam shalat seakan ingin mengenal lebih dekat dan menyalaminya. itulah awal hidayah menyapa dua pemuda peminum khamr itu. Kini keduanya menjadi da’i di jalan ALlah, Allahu Akbar…walillahil hamd..
—Ada kalanya Allah mengkondisikan dirimu dengan suatu ‘masalah’ dan ‘kesulitan’, tapi bisa jadi itu adalah cara Allah memperbaiki dirimu—
Semoga Bermanfaat ….
Silahkan saudara-saudariku yang baik, yang mau share atau co-pas, dengan senang hati. Semoga bermanfaat. Semoga pula Allah Ta’ala berikan pahala kepada yang membaca, yang menulis, yang menyebarkan, yang mengajarkan dan yang mengamalkan… Aamiin, Aamiin, Aamiin ya ALlah ya Rabbal’alamin …
Salam Santun Ukhuwah Karena-NYA
Repost from:Abu Umar Abdillah

(Abu Thalhah / http://abuthalhah.wordpress.com/)

Jilbab Warna Warni

Wish, keren juga yah judulnya? Hmn, kayaknya sudah ada yang langsung “gerah” nih? Eits, Tunggu dulu teman, jangan langsung tumbuh tanduk dulu, utamanya anda muslimah-muslimah.
Catatan ini tidak akan merendahkan kedudukan dari anda-anda, malah diharapkan dapat memberikan sedikit masukan bagi anda-anda sekalian supaya dapat memperbaiki diri.
Saudara(i)iku yang semoga dirahmati oleh Allah, merupakan sebuah kebahagiaan bagi kita yang memiliki ghirah yang besar terhadap Islam ini, melihat semakin menjamurnya muslimah-muslimah yang mengenakan pakaian yang menutup aurat yang kita sebut dengan jilbab atau hijab. Bukan jilbab yang kata “orang” (kaina yang membungkus kepala, dililit-lilit, ataupun kain yang hanya sampai di leher saja), tapi jilbab ala aktivis dakwah, paling minimal yang menutupi sampai ke dada dan melabuhkan pakaian yang tidak ketat keseluruh tubuh.
Saudara(i)ku yang berbahagia. Kesadaran akan pentingnya hijab dan pemahaman yang baik tentang wajibnya perintah untuk melabuhkan pakaian ke seluruh tubuh sebagaimana dalam al Quran Allah sebutkan, Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59) sangat jelas dan gamblang dan rasulullah pun telah menyebutkan batasan aurat bagi perempuan. Sehingga sekali lagi, kita tidak berbicara tentang “jilbab” bunuh diri ala model-model masa kini, tetapi jilbab yang betul-betul menutup aurat dan perhiasan perempuan.
Saudaraku, sangat disayangkan, pemahaman terhadap jilbab oleh sebagian aktivis dakwah muslimah (kita sebut akhwat) tidak mereka pelajari secara mendalam dan komplek. Sebab mesti kita pahami bahwa aurat itu tidak sekedar ditutp saja. Tidak hanya sekedar menyembunyikan lekuk tubuh, tetapi jauh dari itu, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan muslimah untuk tidak mengikuti budaya jahiliah diantaranya berhias dalam berpakaian. Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan pula dalam al Quran, “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,...” (QS. An Nuur: 31)  tapi apakah lantas kita menyimpulkan bahwa kain jilbab hanya sampai ke dada sebagaimana dalam al Quran tanpa penjelasan hadits dan contoh dari para ummahatul mukminin? Tentu kita katakan bahwa pemahaman tentang hal tersebut haruslan sesuai dengan apa yang difahami oleh generasi awal ummat islam ini. “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bai dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS.Al Ahzab : 33) bukan sekedar ‘BAGAIMANA’ berpakaian itu, tetapi ‘KENAPA’.
Tapi bukan itu yang kita ingin bahas di sini, tapi tentang pemilihan warna jilbab yang digunakan oleh sebagian akhwat aktivis dakwah. Lanjutan ayat tersebut di atas, Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung..larangan untuk memukulkan kaki agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan melipu semua hal yang dapat menyebabkan laki-laki terfitnah oleh keadaan wanita tersebut.
Saudariku, ketahuilah bahwa warna pakaian yang engkau kenakan sangatlah berpengaruh terhadap pandangan lelaki kepadamu, bisa jadi negkau menganggap bahwa sudah menutp aurat, namun ternyata di sisi lain engkau memperlihatkan perhiasanmu yang lain. Buat apa negkau kenakan jilbab warna-warni itu? Hari ini merah, esok engkau gunakan warna kuning. Selepas itu engkau ambil jilbab motif kotak-kotak mu. Tak tanggung, tanggung, engkau pun berani untuk membeli jilbab sedada yang bermotif bunga-bunga itu. Apa kira-kira maksud engkau menggunkannya? Apakah agar tetap tampak elegan? Agar nampak indah? Bukankan sudah kita katakan bahwa jilbab itu untuk melindunginmu? Menjagamu dari ganguan mata-mata yang khianat?
Saudaraiku, kenapa tak kau kenakan jilbab hitam polosmu? Yang engkau julurkan sampai ke pinggangmu. Yang sempurna menutupi dadamu? Jika sesekali angin bertiup kencang, maka tak semudah itu ia akan tersibakkan. Wahai muslimah yang engkau sebut dirimu sebagai aktivis yang menutup aurat namun menggunakan jalbab warna- warnimu, dengarkanlah tuturan seorang pemuda yang mengagumi muslimah yang menutupa auratnya denga baik.
R: “Kenapa sih jilbab akhwat sekarang berwarna warni? Padahal mereka kan lebih bagus kalau menggunakan jilbab lebar warna hitam?”
E: “Ih, itu akhwat-akhwat ‘menggoda’ saja, kenapa mesti berwarna-warni jilbabnya?”
M: “Susah rasanya menjaga pandangan kalau begitu jilbabnya, karena ‘keren-keren’ motif jilbabnya.”
Saudaraiku, ini hanya sebagian kecil dari ungkapan mereka. Masih tersebar luas ucapan-ucapan yang serupa dengan itu. Saudaraiku, jagalah dirimu, agar tidak menjadi asbab fitnah bagi muslim yang telah mencoba menundukkan pandangan. Tak usahlah kau mencoba ‘mengindahkan’ diri di luar rumah. Toh engkau (in syaAllah akan) punya sesorang yang akan engkau persembahkan kecantikan itu padanya. Seseorang yang jika ia menatapa mu akan mendatangkan pahala bagi kalian berdua, seseorang yang pujiannya tidak mendatangkan fitnah dan nokta hitam pada hati.
Pada akhirnya, kami pun meminta, kembalilah kepada fitrahmu, kenakanlah pakaian gelapmu, tak usahlah engkau pedulikan orang-orang”. Dan jika engkau memang diberikan kemudahan, maka sempurnakanlah hijabmu. Kenakanlah kain penutup untuk wajahmu. Agar semakin sedikit jalan bagi syaithan untuk menjerumuskanmu dan lelaki beriman itu. Kenakanlah cadar. Sempurnakan ia. Jangan takut dengan cibiran sebagi NINJA.

(Muhammad Asdar / assaud.blogspot.com)

For Climbers Hearts

Duhai setiap jiwa yang sedang melakukan pendakian menuju puncak yang tertinggi. Sudahkah engkau melewati tempat persinggahan taubat? Sebab taubat adalah tempat persinggahan untuk mengambil kekuatan yang meliputi segala sesuatu. Ia merupakan awal persinggahan, pertengahan dan akhirnya. Jangan biarkan pendakianmu menuju puncak hanya menghasilkan rasa lelah dan engkau tidak merasakan kelezatan dalam pendakian itu. Duhai jiwa, segeralah bertaubat sebelum ajal menjemput. Karena engkau tidak akan pernah tahu apakah Allah azza wa jalla masih memberikan kesempatan untuk hidup 1 jam bahkan 1 menit ke depan.

"dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs. An-Nuur(24): 31)

Duhai jiwa, perhatikanlah ayat yang turun di Madinah ini. Kata Al Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam Kitab Madarijus Salikin bahwa Allah mengarahkan firman-Nya kepada orang-orang yang beriman dan orang-orang pilihan-Nya, agar mereka bertaubat, setelah mereka beriman, bersabar, berjihad dan berhijrah. Bahkan Allah mengaitkan keberuntungan dengan satu sebab, dan juga menggunakan kata "supaya", yang mengindikasikan pengharapan. Dengan kata lain, jika kalian bertaubat, maka diharapkan kalian akan beruntung. Sementara tidak ada yang mengharap keberuntungan kecuali orang-orang yang bertaubat. Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk golongan mereka. Di samping itu, Allah juga befirman tentang kebalikan dari golongan ini, “dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Hujurat( 49): 11)

Cap zhalim diberikan kepada orang yang tidak bertaubat dan tidak ada orang yang lebih zhalim dari dirinya, karena dia tidak tahu Allah dan hak-Nya, tidak tahu aib dirinya dan kekurangan amalnya. Dalam Shahih Bukhari, Abu Hurairah berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali."

Duhai jiwa, berapa banyak aibmu yang telah ditutupi Allah di hadapan manusia? Oh, jika sekiranya aib itu memiliki bau. Jangankan menganggap engkau orang yang baik, mungkin mendekat pun orang lain akan jijik. Dari Ibnu Umar, pernah dia duduk bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian beliau bersabda: "ALLAAHUMMAGHFIRLIY WATUB ALAYYA INNAKA ANTAT TAWWAABUL GHAFUR, (Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku, Engkau adalah Maha Penerima Taubat)." Sehingga seseorang menghitung seratus kali dengan tangannya (HR. Ahmad).

Duhai Jiwa, tahu dirilah bahwa engkau ini tidak ada jaminan dosamu yang banyak itu diampuni. Namun, berapa kali engkau bertaubat dalam sehari semalam? Bagaimana konsistensi dzikir pagi petangmu? Dalam Kitab Al-Jami’, Abu Musa al-Asy'ary berkata: Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaca doa yang artinya: "Ya Allah, ampunilah dosaku, kebodohanku, keborosanku dalam urusanku, dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Allah ampunilah diriku karena kesungguhanku, senda gurauku, kesalahanku, dan kesengajaanku, semuanya itu ada padaku. Ya Allah, ampunilah diriku dari dosa yang telah dan aku lakukan, apa yang aku sembunyikan, apa yang aku tampakkan, dan apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Engkau yang memajukan, Engkau yang mengundurkan, dan Engkau berkuasa atas segala sesuatu." (Muttafaq Alaihi)

Duhai jiwa, jikalau manusia yang paling mulia saja do’anya seperti ini, bagaimana dengan dirimu? Oh betapa angkuhnya engkau selama ini. Sempatkah engkau bangun di sepertiga malam terakhir, merengek untuk diampuni dosa-dosamu? Jangan-jangan engkau hanya menghabiskan malam-malammu untuk terlelap, seolah-olah engkau tidak butuh dengan waktu-waktu yang mustajab. Duhai jiwa, berlatihlah untuk engkau sempatkan bangun di sepertiga malam terakhir meski belum bisa menghidupkan semua malam. Tapi, belajarlah karena di sana engkau akan merasakan kelezatan yang akan selalu engkau rindukan. Sungguh! Muhammad al-Waraq mengatakan dalam syairnya: Berikanlah taubat yang diharapkan untuk jiwamu, sebelum kematian dan sebelum lisan-lisan dibelenggu. Bersegeralah menutup jiwa dengan taubat. Karena sesungguhnya, taubat adalah simpanan dan harta berharga bagi orang yang ingin kembali lagi berbuat kebaikan. Duhai jiwa, teruslah bertaubat kemudian kembalilah!

"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu Kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (Qs. Az-Zumar(39): 54)

Jika kaki seorang hamba sudah mantap berada di tempat persinggahan taubat, maka setelah itu dia beralih ke tempat persinggahan "Inabah" (kembali kepada Allah) begitu kata Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Rawatlah taubatmu dengan baik, jangan engkau kotori lagi jiwamu.

Duhai jiwa yang telah bertaubat, sungguh hanya orang-orang yang kembali mau mengambil pelajaran dari ayat-ayat Allah dan menjadikannya sebagai peringatan. Maka dengarkanlah firman Allah dalam Qs. Qaaf(50): 6-8 "Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ? Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).” Duhai jiwa yang telah bertaubat, pahala dan syurga Allah itu hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba yang takut dan kembali kepada-Nya. Tadabburilah firman Allah dalam Qs. Qaaf(50): 31-34 ;

"Dan didekatkanlah syurga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (yaitu) orang yang takut kepada Tuhan yang Maha Pemurah sedang dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, Masukilah syurga itu dengan aman, Itulah hari kekekalan.” Untukmu duhai setiap jiwa yang sedang melakukan pendakian. Biasanya engkau sebut menuju puncak kesuksesan. Atau apapun itu namanya dalam versimu. Segeralah kembali pada Allah, jika engkau telah terlampau jauh melangkah dan melupakan sesutau yang sangat berharga untuk engkau bawa pada puncak pendakianmu. Jangan sampai, engkau terlanjur tiba di puncak versimu namun baru tersadar bahwa bukan puncak ini yang engkau cari. Sayang, jika waktu yang sempit ini engkau habiskan untuk mengejar sesuatu yang nantinya membuatmu menyesal. Ya, kembalilah pada Allah. Ataukah engkau baru ingin kembali setelah Allah memberikan peringatan seperti kebanyakan manusia? Sekali lagi kembalilah pada Allah, kemudian tunggulah kabar gembira dari-Nya.

"Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku,” (Qs. Az-Zumar(39): 17)

Terakhir, untukmu duhai jiwaku yang sedang melakukan pendakian. Kembalilah untuk memperkuat keyakinan bahwa Allahlah yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku. Allahlah yang Maha memberi rezeki, maka Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dialah Allah yang mendatangkan bahaya dan manfaat. Dialah Allah yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku kembali. Dialah Allah yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.

Jadi, aku ini tidaklah memiliki kekuatan untuk mendaki kecuali dari Allah. Maka sungguh sangat tidak pantas jika aku mencari sesembahan selain Allah. Ya, hanya kepada Allah aku beribadah. Sesungguhnya shalatku, puasaku, hajiku, do’a-do’aku, nadzarku, sembelihanku, pengharapanku, rasa cemasku, takutku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Rabb semesta alam. Oh sungguh malu aku di hadapan Allah, jika hanya sisa-sisa waktu yang kugunakan untuk beribadah kepada-Nya.

Duhai Rabbku, aku bertaubat kepada-Mu, aku kembali kepada-Mu. Kasihani dan sayangilah hambamu yang hina. Hambamu yang tidak tahu diri ini. Anugrahkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat, rezeki yang bermanfaat dan terimalah amalanku.

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Qs. Al-Fajr(89): 27-30).

Karena puncak yang tertinggi itu adalah menatap wajah Allah di Syurga.
For Every Climbers Heart, Semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.


Sumber Inspirasi: Kitab Madarijus Salikin, Karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

(Subhan Husain / http://tauhidmission.blogspot.com)

Miss World, Ancaman Serius Moral Bangsa

 Indonesia, untuk kali pertama di pilih menjadi tuan rumah Miss World 2013. Sekitar 130 kontestan akan berkompetisi untuk meraih mahkota wanita tercantik sejagad. acara puncak akan dilaksanakan di SICC Bogor pada tanggal 28 September 2013. Hingga Jumat (5/4/2013) sudah 39 kontestan konfirmasi untuk mengikuti ajang kontes kecantikan itu.

ajang yang akan digelar kurang lebih 2-3 bulan di Indonesia ini mendapat penolakkan di banyak pihak. Dari referensi penulis, umat Islam Bogor yang terdiri dari para ulama, umaro dan aktivis dakwah dari berbagai ormas dan lembaga Islam dengan tegas menyatakan penolakannya atas rencana digelarnya Miss World 2013, baik di Bogor maupun di seluruh wilayah Indonesia.

Para pimpinan ormas Islam itu dalam pernyataan sikapnya, meminta kepada pihak pemerintah, melalui Walikota Bogor, Bupati Bogor, Kapolres Bogor, Gubernur Jawa Barat, Kapolda Jawa Barat, maupun instansi lainnya agar tidak mengijinkan acara Miss World tersebut.

BEDA BUDAYA

Penolakan ajang ini sangat jelas karena bertentangan budaya dan moral ketimuaran Indonesia.  Masyarakat Indonesia sangatlah menghargai perempuan. Ini bisa di lihat dengan padangan secara umum masyarakat yaitu sosok perempuan di hargai dan di muliaan karena cara berpakaian yang sopan, keterjagaan dalam bersikap, kelembutan dalam perilaku, ketaatan kepada agama, orangtua, dan suami. Kecerdasan sebagai pendamping suami dan kesabaran dalam mendidik putra-putri.

Sedangkan menurut penulis dalam pandangan barat, mereka memandang perempuan dengan pandangan terbuka. Hingga terbuka segala-galanya, pakaiannya, dan auratnya dilihat sebagai simbol keindahan. Padahal inilah simbol kebinatangan. Coba kita perhatikan bukti bahwa kontes miss world sangat terpengaruh pandangan barat. Pada 15 November 2012, sebuah situs hiburan di Indonesia menampilkan judul berita: “Kriteria Miss Indonesia 2013 Ikuti Standar Miss World”.  Salah satu anggota tim juri audisi Miss Indonesia 2013 menyatakan: "Karena ini ajang kecantikan, bagaimanapun yang paling penting adalah fisik perlu diperhatikan, seperti wajah, tinggi badan dan proposional berat tubuh."

Konon, pemerintahan saat ini sedang menggalakkan pendidikan karakter bangsa. Trilyunan rupiah dihabiskan dan ribuan guru dikerahkan untuk mewujudkan generasi berkarakter. Kurikulum baru sedang disusun. Katanya, tujuan Pendidikan membentuk manusia beriman dan bartaqwa dan seterusnya.

Namun pemerintah seharusnya tidak mendukung adanya acara yang sangat merusak karakter bangsa. Seperti contonya kontas miss world yang jelas-jelas mempertontonkan aurat wanita. Kita tak bisa menutup mata akan meraja lelanya pelecehan seksual terhadap perempuan dan seks bebas. Ini salah satu penyebab besar para perempuan di negeri ini mempertontonkan auratnya baik di media bahkan di ruang publik.

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat sepanjang 2008 hingga 2010, kasus perampasan hak hidup melalui aborsi terus meningkat.Tapi, yang lebih mengkhawatirkan, 62 persen pelakunya adalah anak di bawah umur atau dibawah 18 tahun.Pada 2008 ditemukan dua juta jiwa anak korban aborsi. Tahun berikutnya naik 300 ribu jiwa, sedangkan pada 2010 jumlahnya naik lagi 200 ribu jiwa. Sekretaris Jenderal Komnas PA, Samsul Ridwan, mengatakan, selama kurun waktu dua tahun itu, kenaikan kasus aborsi mencapai 15 persen setiap tahunnya.Meningkatnya angka aborsi salah satunya adalah maraknya tayangan yang berbau pornografi yang disajikan di media.Selama 2011, Komnas PA menerima 22 kasus pengaduan tentang pornografi, yang dilakukan siswa SMP dan SMA. Sementara itu, berdasarkan data Yayasan Buah Hati, sebanyak 83,7 persen anak sekolah dasar kelas IV dan kelas V sudah kecanduan pornografi. Samsul Ridwan menyatakan bahwa pendidikan seks dini memang penting  tapi, yang lebih penting adalah budi pekerti, dan pendidikan agama.

Membaca hal tersebut harusnya menjadi kita bersama. Dan apa bila ada kontes yang jelas-jelas mempertontonkan aurat perempuan (seperti miss world) maka harus di tolak. Belum di adakan kontes miss world di Indonesia saja moral generasi kita sudah sangat mengkhawatirkan bagaimana lagi bila benar akan di adakan di negeri kita?




NILAI PEREMPUAN

Sekalipun Panitia kontes miss world telah mendatangi Gubernur Jawa Barat pada Kamis (4/4/2013) lalu dan mendapatkan dukungan dengan syarat tidak ada penampilan bikini. “Ajang Miss World ini berbeda dengan ajang sejenis lainnya karena saat puncak acara tidak menggunakan bikini, Insya Allah lebih sopan,” kata Ahmad Heryawan. Sekali pun demikian ini tidak dapat di tolerir.

Karena penilaian ‘cantik’ itu menyangkut ideologi. Apapun namanya, kontes kecantikan itu benang merahnya cuma satu: mencari perempuan tercantik fisiknya untuk dieksploitasi. Itu sudah menjadi ideologi kontes kecantikan sejak dulu.

Ini akan merusak budaya dan moral negeri kita bila idiologi ini mendapat dukungan. Apa bila pemerintah atau pihak-pihak tertentu mengadakan kontes ini, maka masyarakat akan tercemari pemikirannya tentang menilai seorang perempuaan.

Pada hal nilai seorang perempuan ditentukan oleh ketakwaan dan sumbangsihnya bagi kebaikan dan perbaikan masyarakat. Karenanya perempuan yang mulia bukanlah yang paling aduhai bodinya, mulus kulitnya atau proporsional ukuran fisiknya, melainkan yang berdedikasi mencurahkan waktu, ilmu dan hartanya untuk kemaslahatan masyarakat.

GERAKAN MENJAGA MORAL BANGSA

Sampai tulisa ini di buat gelombang ‘tsunami’ penolak miss world terus meluas baik di masyarakat sampai di jejaring sosial dunia maya. Informasi terakhir di dapat penulis, bahwa masa karantina kegiatan kontes ini akan diadakan di Nusa dua Bali, info terakhir juga akan ke Jogja. dan acara puncak akan dilaksanakan di SICC Bogor pada tanggal 28 September 2013. Terkait acara ini ternyata belum masuk pada beberapa petinggi negara. Sedangkan yang mendukung pelaksanaan ini di Indonesia tak lain adalah MNC group yang notabene di dalamnya ada Liliana Tanoesoedibyo selaku pendiri yayasan Miss Indonesia.

Maka perlu kita pahami rusaknya gedung di negeri ini dapat kita perbaiki namun rusaknya moral negeri ini tak semudah itu memperbaikinya. Karena moral dan budaya suatu bangsa adalah pilar penting menjaga keutuhan suatu bangsa.

Karena Indonesia yang berbudaya dan moral tentunya harus mengatasi nilai-nilai menyimpang yang berusaha melepaskan budaya kita sendiri. Dengan usaha inilah kita bangsa Indonesia mampu bertahan bahkan berkembang dalam persaingan global. Oleh Karena itu peran samua pihak sangat perlu di lakukan  guna menjaga moral bangsa ini.
wallahualam
(abidmenulis.blogspot.com)

Kemuliaan Itu, Ada Pada Agama yang Mulia


Kadar dan ketentuan bagi manusia telah dicatatkan pada kitab Al Mahfudz,
Tak ada pula manusia yang mengetahui-batasan pada dirinya

Bukan menyalahkan ketetapan,
Buka pula menyesalinya,
tapi,
berupaya kembali berbenah diri,
berupaya kembali berbbenah diri,
berupaya kembali berbenah diri...

Tiada medan kehidupan itu yang mudah,
tak juga kita maunya senantiasa mulus dan lurus saja,

adakalanya fitnah dapat ditahan dari hal yang sudah menjadi gejolak umum,
tapi, terkadang kita lupa
bahwa fitnah dapat hadir dari air yang tenang,
bahkan air yang biasa kita gunakan dalam keseharian kita...

Subhanallah...
Tak ada yang mengetahui hari esok...

Tatkala dunia telah menjadi pandangan utama pada sebuah kehidupan,
maka ajaran agama yang "selalu" jadi aspek penyebabnya...

Tatkala kita telah menjadikan dunia sebagai cita-cita pada masa depan,
maka ajaran agama yang "selalu" jadi aspek penyebabnya...

Ingat, Ajaran Agama Islam yang Mulia ini, tak pernah salah,
tak pula ada kekeliruan didalamnya,
aturan yang ditetapkan bagi ummat ini, itulah aturan yang terbaik sepanjang masa,
karena kemulian itu ada pada ajaran yang mulia,
Yaitu Agama Islam...

Kiriman: haunan.com

 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...